Senin, 07 Januari 2013

alasan lampu sein berwarna kuning


Tahukah alasan Lampu Sein berwarna kuning..?
Menurut penjelasan pakar fisika yang juga staf pengajar Departemen Fisika FMIPA UI, Dr. Terry Mart, Unsur Cahaya Kuning pada Turn Lamp alias Lampu Sein memiliki panjang gelombang 0,58 mikron, dengan tingkat sensitivitas terhadap mata manusia sebesar 0,85 (skala 1.0). "Artinya, mata manusia sangat sensitif terhadap warna kuning dan hijau,” papar pria ramah ini.

Studi NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) tahun 2008 menunjukkan bahwa tingkat respon pengendara meningkat 28% ketika melihat lampu sein berwarna jingga ketimbang lampu sein berwarna merah. Kemudian beberapa penelitian tahun 2009 menunjukkan bahwa lampu sein dengan mika bening dan bola lampu jingga kurang menarik perhatian penegemudi pada siang hari ketimbang lampu sein dengan mika berwarna jingga dan bola lampu bening.
Baru pada tahun 1960 peraturan jalan raya di Amerika mengharuskan bahwa lampu sein harus berkedip dengan tingkat kedipan 60-120 kali per menit dan tuas pengaktif lampu sein harus dapat kembali secara otomatis ketika posisi setir telah kembali lurus. Bahkan peraturan internasional mengharuskan adanya tanda audio berupa bunyi “tik-tok” dan tanda visual pada panel instrumen ketika lampu sein dihidupkan.
Sebelumnya meski telah berkedip, namun lampu sein masih berwarna bening, dan tahun 1963 muncul peraturan bahwa mika/lensa lampu sein harus berwarna jingga. Peraturan ini awalnya diterapkan di Amerika (kecuali Amerika Utara dimana lampu sein boleh berwarna merah/jingga) dan akhirnya diterapkan oleh produsen kendaraan di seluruh Dunia.

Nah.. Mengingat betapa pentingnya peranan Lampu Sein seperti disebutkan diatas. Admin sarankan Bro & Sist yang telah merubah spesifikasi Lampu Sein agar mengembalikannya ke keadaan Standar..

Keep Safety Riding..
Bro & Sist..
Tahukah alasan Lampu Sein berwarna kuning..?
Menurut penjelasan pakar fisika yang juga staf pengajar Departemen Fisika FMIPA UI, Dr. Terry Mart, Unsur Cahaya Kuning pada Turn Lamp alias Lampu Sein memiliki panjang gelombang 0,58 mikron, dengan tingkat sensitivitas terhadap mata manusia sebesar 0,85 (skala 1.0). "Artinya, mata manusia sangat sensitif terhadap warna kuning dan hijau,” papar pria ramah ini.

Studi NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) tahun 2008 menunjukkan bahwa tingkat respon pengendara meningkat 28% ketika melihat lampu sein berwarna jingga ketimbang lampu sein berwarna merah. Kemudian beberapa penelitian tahun 2009 menunjukkan bahwa lampu sein dengan mika bening dan bola lampu jingga kurang menarik perhatian penegemudi pada siang hari ketimbang lampu sein dengan mika berwarna jingga dan bola lampu bening.
Baru pada tahun 1960 peraturan jalan raya di Amerika mengharuskan bahwa lampu sein harus berkedip dengan tingkat kedipan 60-120 kali per menit dan tuas pengaktif lampu sein harus dapat kembali secara otomatis ketika posisi setir telah kembali lurus. Bahkan peraturan internasional mengharuskan adanya tanda audio berupa bunyi “tik-tok” dan tanda visual pada panel instrumen ketika lampu sein dihidupkan. 
Sebelumnya meski telah berkedip, namun lampu sein masih berwarna bening, dan tahun 1963 muncul peraturan bahwa mika/lensa lampu sein harus berwarna jingga. Peraturan ini awalnya diterapkan di Amerika (kecuali Amerika Utara dimana lampu sein boleh berwarna merah/jingga) dan akhirnya diterapkan oleh produsen kendaraan di seluruh Dunia.

Nah.. Mengingat betapa pentingnya peranan Lampu Sein seperti disebutkan diatas. Admin sarankan Bro & Sist yang telah merubah spesifikasi Lampu Sein agar mengembalikannya ke keadaan Standar..

Keep Safety Riding..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar