Jumat, 04 Januari 2013

MAKASSAR BISA TONJI


bahasa gaul orang makassar
Tulisan ini terispirasi ketika membaca Panyingkul salah satu Jurnalisme orang biasa atau bahasa kerennya Citizen Jurnalisme. Membaca salah satu bagiannya yaitukatakotakita, jadi teringat bahasa-bahasa yang sering saya pake dulu waktu sebelum kuliah di Surabaya ini.
Tertawa-tawa sendiri melihat tulisan-tulisan yang dibuat sama reporter/wartawanPanyingkul Jurnalisme Orang Biasa itu terkait dengan penggunaan kata-kata di daerah makassar pada khususnya dan Sulsel pada umumnya.
Semisal kandala-kandala’ka (wah kata-kata ini sudah lama tidak saya pake dalam kosa kata saya) artinya saya bersungguh-sungguh, atau arti harfiahnya itu saya kusta, atau diartikan kasar (berdasarkan artikel di Panyingkul itu) Saya kusta jika saya dusta, hehehe aneh-aneh bukan, kosa kata yang diciptakan dari pergaulan orang-orang makassar bugis. Ini biasa terlontarkan ketika bersumpah tidak melakukan sesuatu itu yang dituduhkan orang lain.
Seperti kata “Tojengka” artinya Beneran, saya masih mengingat Saat pelepasan Mrs Yamamoto (salah satu Silver expert yang pernah ngajar di Sekolahku dari Jepang yang dibiayai sama JICA) kalo tidak salah sih, ada pertunjukan dari Teman-teman dari Makassar, salah satunya itu adalah sumpah apa gitu (waduh lupa) kata-kata itu mengingatkan saya untuk belajar bahasa Makassar ni.. yaitu “Tojeng-tojengka Karaeng” artinya Saya bersungguh-sungguh wahai Rajaku.
Ada juga istilah “Talekang” bisa diartikan cari perhatian, atau bergaya.
Istilah lainnya adalah “Gayana jii” diartikan Cuman Bergaya, kalau anda tau ternyata istilah inilah yang menyebabkan Mahasiswa UNHAS Tahun 2002 itu bentrok, antara mahasiswa FMIPA dan Fakultas Teknik, katanya sih (kurang tau yang mana duluan mulai dan melontarkan kata-kata itu) mahasiswa baru dari salah satu fakultas itu lagi masa pengkaderan trus memberikan yel-yel eh disambut dengan kata-kata “Gayana ji” oleh kelompok mahasiswa baru fakultas lain tersebut akhirnya bentrok sampai-sampai ada pembakaran ruang siaran radio waktu itu, yang sampai juga 3 hari UNHAS diliburkan. (Penuturan dari teman-temanku yang ada di situ waktu itu).
Ungkapan “Porenu…” hampir sama dengan gayana ji…. tapi kalo diartikan dengan bahasa gaul makassar “gayamu”.
Kata-kata lain adalah “Rantasa”, atau kalo sekarang saya sering ngomong pake bahasa suroboyoannya “ngilani” arti bahasa Indonesianya menjijikkan. Yah saya kan harus menggunakan kata ngilani itu supaya orang lain mengerti, karena saya berada di jawa tentunya, mana mungkin saya menggunakan kata “Rantasa” kecuali lagi berkumpul sama anak-anak dari Sulsel tentunya.
Nah istilah “Okkots” ini istilah bagi orang yang sering salah menyebutkan kata. semisal Pisan (kekurangan vitamin G) untuk pisang atau ikang (kelebihan Vitamin G) untuk Ikan, dsb. hehehe :)
Namanya juga istilah-istilah, timbul dari pergaulan dan budaya masing-masing daerah sesuai dengan dinamika di tempatnya tersebut.
Tulisan ini terinspirasi oleh katakotakita Panyingkul jadi ada beberapa istilah berasal dari artikel-artikel di web site itu. Masih ada beberapa posting terkait ini, nanti akan menyusul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar